



Setiap motor kustom punya cerita. Namun, Guteng, motor garapan dari Semarang ini, menyimpan perjalanan yang penuh tekad dan semangat khas seorang penjuang. Kisahnya berawal dari sebuah Chopper berbasis mesin Scorpio. Dalam upaya serius menyalurkan hobi, sang pemilik, @madtop_x, mulai menyisihkan penghasilan demi satu tujuan—mendapatkan mesin impiannya: Yamaha SR400.
Tak hanya menabung, ia juga menjual mesin Scorpio miliknya demi merealisasikan keinginan tersebut. Setelah mesin SR400 tahun 2000 berhasil dimiliki, mesin ini langsung dipasangkan pada rangka yang didapat dari marketplace. Di sinilah titik baliknya: Guteng lahir, dengan semangat dan bentuk baru.
Konsep motor ini digarap oleh @mondaychopper, sementara sebagian besar pengerjaannya dilakukan secara homemade. Sentuhan tangan langsung dari pemilik memberi nilai sentimental yang tak bisa diukur. Banyak komponen lainnya pun berasal dari hasil berburu di marketplace—seperti tangki, stang, lampu depan, dan aksesoris pendukung lainnya.
Secara teknis, Guteng memakai velg depan Rossi dan velg belakang berbahan alloy. Ban depan dan belakang mengandalkan Shinko, sementara hub depan diambil dari Scorpio dan hub belakang dari Vixion. Untuk urusan suspensi, bagian depan menggunakan springer ala WL yang memberikan kesan klasik, sedangkan belakang dibuat rigid, menegaskan karakter chopper yang keras dan berani. Jok dikerjakan sendiri, begitu juga pengecatan yang dikerjakan secara homemade, memberi kesan personal dan otentik.
Satu hal yang menarik adalah pemilihan knalpot dari Tojoyo, yang dipercaya memberikan suara yang sesuai dengan karakter mesin SR400—berisi, namun tetap elegan. Stoplamp? Tak ada. Karena untuk sang pemilik, berkendara dengan Guteng bukan tentang standar, tapi tentang kebebasan.
Guteng bukan hanya kendaraan. Ia adalah simbol semangat, perjuangan, dan dedikasi terhadap budaya custom. Untuk para penggemar chopper dan pencinta dunia roda dua, Guteng adalah pengingat bahwa dengan niat dan usaha, mimpi bisa dibentuk dengan tangan sendiri.